Kamis, 10 Mei 2012

keluarga abang

Mungkn kita semua menyadari, dalam menjalankan hubungan dengan seseorang, dalam artian pacaran, mka salah satu yang kita butuhkan adalah restu keluarga, belum lagi perempuan, ini seprti menjadi kebutuhan,,, hehehehe.... Dan kebahagiaanpun akan terasa sempurna saat kedekatan dengan keluarga pasangan dirasakan,,, dan kebahagiaan itu kini milikku, lihatlah foto diatas, mereka keluarga kekasihku,,, hihihihi :-)


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sabtu, 04 Februari 2012

Sederhana Yang Membahagiakanku

Kalimat itu sungguh sederhana,,, engkau sajikan melalui pesan singkat...
"Hati ini hanya ada kau seorang, berkreasilah sebebas mungkin dalam hatiku...karena hati ini milikmu seorang"
itu sederhana, bahkan sangat lazim ungkapan serupa dapat kita jumpai...
tapi tahukah kalian apa yang membuatnya beda???
dalam kalimat itu, ada makna ketulusan, ada gelora cinta yang dengan dahsyatnya mendekap hatiku...
mendekap erat hatiku dan hatimu,,,
hingga menjadikan hati kita satu dan sulit tuk dipisahkan...
Tuhan....
jika malam ini adalah malam dimana Engkau mengabulkan do'a semua hamba-Mu,,, maka pintaku
"Izinkan kami terikat dalam sebuah mahligai, jadikan dia imam yang terbaik untukku sebagai modalku menghadap kepada-Mu kelak, mengajarkan anak-anak kami akan keagungan-Mu dan bagaimana kembali kepada-Mu dalam husnul khatimah...dan semoga kami jodoh dunia dan akhirat"

sungguh aku menyayangimu sayang
:)

Jumat, 03 Februari 2012

Karena Kau Membuatku Merasa Sempurna

Karna dialah pria yang membuatku merasa sempurna diantara banyak kekuranganku
Karna dialah pria yang bisa membuatku selalu tersenyum, dalam hati yang getir sekalipun
Karna dialah pria yang selalu berjuang untukku
Karna dialah pria yang menjadikanku lebih tegar menghadapi badai kehidupan ini
Karna dialah aku semangat meraih mimpi yang kita rajut bersama
Karena dialah, aku mampu berdiri diatas kakiku sendiri menghadapi rintangan kehidupan
dan...
KARNA DIALAH PRIA YANG KUMAU

SAAT PEMIMPIN YANG TEGAS DAN DISIPLIN DALAM KELUARGA KINI MENJADI PEMIMPIN PARTAI POLITIK SE-PROVINSI (Catatan Seorang Anak)


Darwis Daud, adalah sosok yang tegas dan keras dalam keluarganya, anak-anaknya di didik agar menjadi sosok yang tegar dan tidak boleh lemah dalam menghadapi segala cobaan, karena menurutnya dunia itu menyajikan banyak tantangan, hingga sebesar apapun badai kehidupan kita harus mampu untuk berdiri di atas kaki kita sendiri.
Beliau yang lahir pada tanggal 25 Mei 1954 ini merupakan kepala keluarga yang selalu menerapkan disiplin dalam hal apapun. Selain itu, beliau juga merupakan sosok yang sangat dermawan, selalu berbagi kepada sesama, bahkan saya sebagai anak kadang iri sendiri melihat beliau begitu ringan tangan, tapi diluar itu, kami anak-anaknya yakin itu adalah nasehat yang ditunjukkan oleh sebuah contoh yang sangat baik untuk kami dikemudian hari. Dan itu terbukti hari ini.
Mengenang, masa-masa duduk di bangku sekolah dasar, saya sangat ingat cara ayah memaksa bahkan kadang membentak saya untuk shalat tepat waktu dan mengaji setelah subuh dan magrib. Terkadang saya dongkol, tapi setelah saya dewasa, saya memaknai setiap ajarannya dalam kehidupan lewat ketegasan dan kedisiplinannya. Bahkan, sebagai anak yang (menurut saya) selalu berprestasi di sekolah saya selalu ingin merasakan dipuji oleh ayah dan diberi hadiah, tapi apa yang terjadi saat saya dengan bangga pulang dari sekolah membawa raport? Dia hanya melirik, bahkan ucapan selamatpun tidak dilontarkannya. Saya teramat sedih jika diperlakukan seperti itu, karena seringkali saya mendengar ayah memuji teman-teman saya yang saya anggap saya masih lebih diatas teman saya itu. Namun, tahukah apa maksud dari sikapnya yang dingin itu ? itulah yang membuat saya selalu ingin berbuat lebih baik dan tidak cepat puas dengan apa yang saya raih. Terima kasih ayah.
Ayah saya memulai kehidupannya dari bawah, saat belum mempunyai apa-apa hanya mampu meminjam kanan kiri, namun dibalik kekurangannya itu dia tetap seorang yang dermawan, bahkan saat diapun tidak punya apa-apa. Sepeda motorpun sangat sulit untuk di beli, berapalah gaji seorang perawat di Puskesmas untuk membiayai empat orang anak yang semuanya harus sekolah bersamaan. Belum lagi semua anaknya perempuan, saya rasa tingkat pengawasannya harus lebih tinggi. Hidup dalam kesederhanaan itulah yang membuat kami selalu bersyukur dengan apa yang kami miliki sekarang.
Saya adalah seorang anak bungsu dari 4 bersaudara (yang seharusnya 5), saya hanya mampu mendengar cerita tentang kakak ke-empat (kak daya) saya, yang meninggal dalam perjalanan pergi berobat. Tahukan apa yang membuat saya sesak? Karena pada saat itu keluarga saya sungguh sangat tidak memiliki apa-apa, dinihari di hari meninggalnya kakak saya, ayah dan kakak pertama saya menempuh jarak yang lumayan jauh menuju puskesmas untuk meminjam kendaraan agar mampu membawa kakak saya periksa di rumah sakit (bukan puskesmas). Namun, Tuhan berkenhendak lain dibalik perjuangan ayah saya, dalam perjalanan menuju kota, kakak saya menghadap kepada Sang Khalik. Yaah, itu mungkin singkat cerita alasan saya dan saudara-saudara saya memberikan gelar pahlawan untuk ayah kami.
Seiring berjalannya waktu, sedikit-demi sedikit kehidupan kami mulai meningkat, sepeda motor mampu terbeli, beranjak ke mobil pick up, lalu phanter dan kini ayah telah menggunakan X-Trail, bukan hanya itu sayapun telah punya sebuah hadiah mobil dari ayah. Beranjak dari perawat, dan tahun 2010 ayah saya terpilih menjadi seorang wakil rakyat di Maros, kami bangga dan terharu, perjuangan ayah, kedermawanan dan kepeduliannya terhadap sesama yang membuat kamipun mampu menumbuhkan semangat. Pada awalnya, kami anak-anaknya kurang setuju dengan pilihan ayah bergelut pada bidang politik, namun dengan banyaknya massa berdatangan kerumah, meminta kesediaan ayah, saat itu pula kami sekeluarga merasakan ada energy dan kekuatan positif yang membuat kami menyemangati ayah. Dan ayahpun menjadi seorang anggota dewan yang amanah, yah mungkin sebagian orang mencibir perlakuan anggota dewan secara menyeluruh. Tapi saya mampu menjadi saksi hidup dibalik semua perjuangan ayah saya… Ayah saya bukan orang yang mampu tidur nyenyak dibalik banyaknya keluhan masyarakat, ayah saya bukan orang yang hanya tinggal diam di balik penderitaan rakyat. Saya mampu berdiri dan berbicara kepada semua orang bahwa “AYAH SAYA ORANG YANG AMANAH” dan saya bangga memilikinya.
Tepat tanggal 2 Februari 2012, ayah saya terpilih menjadi seorang pemimpin partai politik yang dia geluti, dia menjadi pemimpin PKPB se-Sulawesi Selatan. Saya bangga dan terharu, bukan karena apa yang diraih ayah saya saat ini, tapi karna saya memaknai apa yang keluarga kami lalui di belakang. Dan dengan bangga pula saya katakana bahwa ini adalah berkat do’a ibu yang sejak tahun 1974 setia mendampingi dan mendukung ayah, mulai dari rasa suka hingga duka. Tak pernah menampakkan kelelahan dan selalu tersenyum meski sakit. Karena di balik kesuksesan ayah, ada kekuatan ibu yang tersalurkan dan berwujud kesuksesan. Dan atas nama anak-anakmu ayah, saya mengatakan “KAMI BANGGA MENJADI ANAKMU”