Wisuda usai, hal yang kami tunggu-tunggu,,, alhamdulillah
Namun ternyata usai wisuda, kegalauan malah semakin
menyelimuti, kemana semesta akan mengarahkan kami menggapai mimpi,,, saya sih
prinsipnya asal kerja saja, menghasilkan uang, selesai, terlalu simple tapi
itulah saya. Berbeda dengannya yang punya mimpi bekerja dua perusahaan teknik
yang terkenal, namun akhirnya seiring berjalannya waktu, dia mulai berpikir
untuk bekerja diperusahaan IT manapun. Tuhan ternyata sangat baik, menghadiahi
kami pekerjaan yang tidak lama memnuai tanda tanya dalam benak kami “kemana
rejeki itu harus kami gapai?” aku diterima di Perusahaan tambang terkenal di
daerahku, dan dia harus pergi untuk test di pulau seberang. Jleb dia akan pergi, aku mengiringinya
dengan doa, meski hati tak ingin ditinggal, aku ingin meronta di bandara saat
dia harus pamit dan masuk ke waiting room, tapi ditengah keluarganya aku tidak
ingin melakukan itu. Maki dalam hatiku untuk diriku, kenapa aku membiarkannya
pergi, kenapa aku malah memberikannya semangat untuk mengikuti test di pulau
yang jauh, aku benci diriku, aku marah pada diriku, kenapa harus terlihat
senang untuk mengiri kepergiannya, aku teriris, aku tidak suka dia pergi, aku
bukan “penganut LDR”... Oh God sanggupkah saya bertahan dalam kondisi seperti
ini, dia tidak ada disini, siapa yang akan menemani saya disaat saya butuh dia,
tak bisa membayangkan hari-hari suram tanpamu.
Sebulan berlalu, kamu diterima di Perusahaan IT di Ibu Kota
dan itu pertanda kamu akan menetap di sana, jauh dariku, lalu aku sama siapa
disini, Tuhan jangan alihkan perhatianku. Dua bulan berlalu, tiga bulan berlalu
dan Tuhan sangat baik menjaga hatiku dengan menghadirkan keluarganya, lebih
dekat lagi untukku dan Tuhan juga menjaga hatinya untukku. Dan aku kuat
daripada yang aku pikir, ini semua karenanya yang mampu menguatkanku, mampu
membuatku bertahan, dialah pria luar biasa dalam hidupku. Kurangkai rindu
hingga dia kembali, aku bahagia dengan hubungan ini, LDR tidak seperti berjalan
diatas bara yang akan membakarku dan membuatku menyerah. Rindu, adalah hal
indah, meski kadang menyesakkanku, namun kulihat mimpi yang kami rajut bersama,
begitu indah, begitu dekat, hingga tingga menunggu waktu mewujudkannya menjadi
nyata. Yaah aku percaya itu, aku mampu bertahan, dan aku siap untuk bertahan. Aku
menantinya dengan segunung rindu yang di sejukkan dengan pepohonan, diindahkan
oleh aliran sungai yang jernih, dihiasi awan putih nan bersih, begitu indah,
terkadang kicauan burung membahana namun tidak mengusik, itulah warna rinduku
yang indah untuknya. Aku akan selalu merindukannya dan menjaga rindu juga
hatiku untuknya, karena aku berharap dialah yang Tuhan kirim untuk
mendampingiku dalam sisa hidup Anugerah-Nya.