Minggu, 13 Januari 2013

SAAT DIA HARUS PERGI UNTUK MIMPI


Wisuda usai, hal yang kami tunggu-tunggu,,, alhamdulillah

Namun ternyata usai wisuda, kegalauan malah semakin menyelimuti, kemana semesta akan mengarahkan kami menggapai mimpi,,, saya sih prinsipnya asal kerja saja, menghasilkan uang, selesai, terlalu simple tapi itulah saya. Berbeda dengannya yang punya mimpi bekerja dua perusahaan teknik yang terkenal, namun akhirnya seiring berjalannya waktu, dia mulai berpikir untuk bekerja diperusahaan IT manapun. Tuhan ternyata sangat baik, menghadiahi kami pekerjaan yang tidak lama memnuai tanda tanya dalam benak kami “kemana rejeki itu harus kami gapai?” aku diterima di Perusahaan tambang terkenal di daerahku, dan dia harus pergi untuk test di pulau seberang. Jleb dia akan pergi, aku mengiringinya dengan doa, meski hati tak ingin ditinggal, aku ingin meronta di bandara saat dia harus pamit dan masuk ke waiting room, tapi ditengah keluarganya aku tidak ingin melakukan itu. Maki dalam hatiku untuk diriku, kenapa aku membiarkannya pergi, kenapa aku malah memberikannya semangat untuk mengikuti test di pulau yang jauh, aku benci diriku, aku marah pada diriku, kenapa harus terlihat senang untuk mengiri kepergiannya, aku teriris, aku tidak suka dia pergi, aku bukan “penganut LDR”... Oh God sanggupkah saya bertahan dalam kondisi seperti ini, dia tidak ada disini, siapa yang akan menemani saya disaat saya butuh dia, tak bisa membayangkan hari-hari suram tanpamu.

Sebulan berlalu, kamu diterima di Perusahaan IT di Ibu Kota dan itu pertanda kamu akan menetap di sana, jauh dariku, lalu aku sama siapa disini, Tuhan jangan alihkan perhatianku. Dua bulan berlalu, tiga bulan berlalu dan Tuhan sangat baik menjaga hatiku dengan menghadirkan keluarganya, lebih dekat lagi untukku dan Tuhan juga menjaga hatinya untukku. Dan aku kuat daripada yang aku pikir, ini semua karenanya yang mampu menguatkanku, mampu membuatku bertahan, dialah pria luar biasa dalam hidupku. Kurangkai rindu hingga dia kembali, aku bahagia dengan hubungan ini, LDR tidak seperti berjalan diatas bara yang akan membakarku dan membuatku menyerah. Rindu, adalah hal indah, meski kadang menyesakkanku, namun kulihat mimpi yang kami rajut bersama, begitu indah, begitu dekat, hingga tingga menunggu waktu mewujudkannya menjadi nyata. Yaah aku percaya itu, aku mampu bertahan, dan aku siap untuk bertahan. Aku menantinya dengan segunung rindu yang di sejukkan dengan pepohonan, diindahkan oleh aliran sungai yang jernih, dihiasi awan putih nan bersih, begitu indah, terkadang kicauan burung membahana namun tidak mengusik, itulah warna rinduku yang indah untuknya. Aku akan selalu merindukannya dan menjaga rindu juga hatiku untuknya, karena aku berharap dialah yang Tuhan kirim untuk mendampingiku dalam sisa hidup Anugerah-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar